Sabtu, 23 Mei 2009

Kau tahu kawan? baru kali ini aku merasakan keresahan hidup

Di usiaku yang baru saja berkepala 2 ini, aku merasakan kesusahan yang sedemikian rupa

Biasanya, orang mengalami kesusahan setidaknya merasakan tantangan di dalamnya, ada setitik nilai keahagiaan yang siap berkembang menjadi cahaya terang di masa kemudian. Tetapi aku tidak. Yang aku rasakan seperti gelap keseluruhan. Kejenuhan memuncak seiring berjuta halang rintang yang ada saja aku hadapi. Berbagai cara aku coba menghindarinya, memusnahkannya. Bermain, bergaul, berbicara. Tapi aku seperti merak yang kehilangan indahnya warna buluku sendiri. Aku seperti manusia yang tak berjiwa. Aku seperti seorang remaja yang buta arah hidup. Aku seperti pemuda yang kehilangan jati diri. Lenyap begitu saja!

Secara tiba2 cahayaku pergi menjauh.Seperti seorang pencuri membawanya pergi. Aku semakin terjebak ke dalam kebingungan. Aku kehilangan arah tujuan hidup ini. Sempat aku bertanya2, tapi aku tidak menemukan kembali cahayaku itu.

Roda hidup ini seperti berlalu begitu saja. Tak kurasakan dinamika kehidupan. Ke ujung lautan aku pandang, sepetak daratan aku jejak, yang kutemukan hanya pertanyaan. Dimana aku sekarang? Aku seperti…. ingin …… berhenti dari kehidupan ini ….. tapi aku belum mau mati. Aku masih takut kehidupan setelah mati.

Sekali lagi aku bertanya, apa yang harus aku lakukan? Sering Engkau mengujiku dengan berbagai cobaan yang aku tak tahu apa maksudnya. Mungkin memang, jawaban tak selalu kutemukan tepat setelahnya, mungkin besok, mungkin sehari kemudian, mungkin setahun lagi, atau mungkin setelah aku mati.

Sambil bergontai aku berjalan, beberapa orang aku temui, beberapa petunjuk aku cari. Kepada siapa lagi aku harus mencari? Teman? Aku tak punya teman! Orang tua? Beribu tuntutan justru aku dapatkan dari mereka. Murabbi? Ah, itu2 saja jawabannya.

Yang aku punya tinggal kecenderungan hati. Yang aku lihat hampir semuanya fana, dusta belaka. Yang kupandang nyata hanya satu, walaupun sering aku berpaling menutup mataku darinya yaitu, aku mati. Sebelum itu, aku ada janji. Ada hutang seberat dunia yang musti ditepati. Aku masih belum tahu darimana aku harus memulai. Aku hanya tertuju pada janji itu. Niat sederhana yang semoga aku ada kesempatan mewujudkannya.

Aku masih ada keyakinan kepada Tuhanku. Aku masih punya cita-cita, menciptakan masyarakat madani dibawah bendera syariat Islam !!!

Sekiranya ada yang membaca, aku mohonkan kerahasiaan.

0 komentar:


Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Energy Industry. Powered by Blogger