Sabtu, 23 Mei 2009

MA’RIFATUL MEDAN

Mencermati kehidupan Rasulullah memang tiada habisnya. Setiap jengkal kehidupannya, setiap detik hembusan nafasnya, semua mengandung hikmah yang begitu besar, akbar. Sekali beliau berjalan di tengah kota, maka penduduk di sekitarnya pasti menerima manfaat, pasti menerima syafaat, karena kehadirannya sendiri merupakan rahmat bagi kehidupan di dunia. Maka tidak heran jika Michael H. Hart dalam bukunya tentang orang-orang yang paling berpengaruh di dunia, Rasulullah salallahu alaihi wassalam secara istimewa menduduki peringkat pertama. Hal ini tidak lepas dari nama beliau yang selalu disebut secara estafet di setiap adzan karena berputarnya bumi.

Tentu gelar tersebut sebenarnya tidak dibutuhkan oleh beliau. Cukup ridho dari Allah subhanallahu wa ta’ala saja, serta lurusnya aqidah umat ini sudah sangat cukup baginya. Karena ketika malaikat Jibril turun untuk menyampaikan wahyu, turun untuk menyampaikan kabar kenabian beliau, maka kejujuran dan keikhlasan beliau tidaklah diragukan lagi. Bahwa memang gelar yang beliau terima oleh generasi-generasi jauh sesudah beliau memang pantas beliau terima. Bayangkan, 1,3 milyar umat Islam saat ini adalah hasil cinta berdarah-darah dari Rasulullah dan sahabat-sahabatnya, serta hasil jerih payah para Rasul pendahulunya. Sudah begitu banyak cerita kaum para Rasul yang (kebanyakan) harus berakhir dengan kebinasaan karena tidak mau mendengar seruan kebenaran.

Tantangan dan kewaspadaan beliau tidak dimulai sejak beliau mulai mendakwahkan ajaran agama Islam, tapi bahkan ketika tersiar kabar bahwa beliau merupakan Nabi penutup Nabi-Nabi yang ada sebelumnya, salah seorang penganut Nasrani yang taat saat itu, Waraqa, sudah mengingatkannya untuk berhati-hati. "Demi Dia Yang memegang hidup Waraqa. Engkau adalah Nabi atas umat ini. Engkau telah menerima Namus Besar seperti yang pemah disampaikan kepada Musa. Pastilah kau akan didustakan orang, akan disiksa, akan diusir dan akan diperangi. Kalau sampai pada waktu itu aku masih hidup, pasti aku akan membela yang di pihak Allah dengan pembelaan yang sudah diketahuiNya pula." Lalu Waraqa mendekatkan kepalanya dan mencium ubun-ubun Muhammad. Muhammadpun segera merasakan adanya kejujuran dalam kata-kata Waraqa itu, dan merasakan pula betapa beratnya beban yang harus menjadi tanggungannya.

Kita ketahui bersama, bahwa keadaan kaum jahiliyah yang hidup saat itu benar-benar berada jauh di titik minus, terlalu jauh tersesat. Sehingga pelurusan aqidah merupakan dasar dari seluruh ajran dakwah beliau, karena memang hal itulah yang akan menjadi dasar dakwah beliau yang lain. Karena memang kerusakan terbesar masyarakat saat itu juga adalah masalah prinsip ketuhanan. Sudah banyak berbagai macam tuhan yang mereka sembah. Apalagi masyarakat saat itu memiliki kaum-kaum dan golongan-golongan yang hidup secara bersama-sama. Keterikatan kemusyrikan mereka begitu kuat, tidak mudah ditembus. Hal inilah yang membuat dakwah (bahkan sampai saat ini) tidak begitu saja mudah dilakukan, harus memutar otak agar bisa diterima oleh masyarakat. Salah satu usaha turun temurun beliau yang cukup terkenal adalah dengan “menyerang” pemimpinnya.

Setiap kaum pasti punya pemimpin. Rasulullah sendiri hidup pada masa di mana berdiri dua imperium yang sangat-sangat agung, luar biasa besar, yaitu Romawi dan Persia. Namun bagaimanapun juga rencana Allah subhanallahu wa ta’ala tetap merupakan yang terbaik. Beliau dilahirkan di tanah arab pun sudah direncanakan-Nya, beliau tidak mendapat pengaruh yang begitu kuat dari kedua kerajaan besar tersebut. Sehingga “musuh” yang harus dihadapi “hanya” lah penduduk local terlebih dahulu. Akan tetapi hal ini tidaklah mudah. Karena Nabi Muhammad salallahu alaihi wassalam dilahirkan dalam keadaan yatim. Beliau hanya mengikuti jejak kehidupan kakek dan pamannya. Namun siapa sangka, manusia buta huruf yang satu ini bisa mengubah tatanan kehidupan dunia secara spektakuler.

Beliau memulai dakwah dengan berkirim surat dengan para pemuka kaum agar mau masuk Islam. Hal ini dilakukan supaya ketika sang pemimpin sudah masuk Islam, maka untuk membuat para ajudan dan rakyat sang pemimpin masuk Islam menjadi jauh lebih mudah. Hal ini terus dilakukan beliau di masa era dakwah beliau, sampai suatu saat datang seorang yang buta minta ajaran beliaum, namun diacuhkan olehnya. Sehingga beliau langsung mendapat teguran seperti yang telah dituliskan dalam surat Abasa QS 80 : 1-10.

Setelah mendapat teguran tersebut, baru kemudian beliau sedikit mengubah cara dakwah beliau menjadi rekruitmen “relawan” dalam berdakwah. Hasilnya, sederet barisan sahabat-sahabat beliau mengantre untuk mendapatkan jatah ke surga. Caranya pun dibuat seragam, yaitu memulai dakwah dengan dimulai dari keluarga, sahabat dan lingkungan sekitar, baru menyebar di seluruh penjuru kota. Seperti yang telah diprediksikan sebelumnya, hambatan dan gangguan yang diterima beliau dan sahabat-sahabat beliau sangatlah besar. Namun upaya yang dilakukan oleh beliau tidaklah langsung dengan peperangan. Akan tetapi tetap mengusahakan jalan diplomasi, mengajukan utusan untuk berunding. Setidaknya untuk menciptakan perdamaian di antara pihak yang bermusuhan. Banyak perjanjian sudah dibuat dengan tujuan agar dakwah tidak dilawan dengan jalan kekerasan pula.

Namun lama kelamaan, orang kafir dan musyrik mulai tidak suka dengan ajaran agama Islam yang semakin bertambah luas. Hal ini menyebabkan peperangan benar-benar harus terjadi. Layaknya perjanjian, peperangan juga sering terjadi. Menang kalah sudah dilewati oleh pasukan perang umat Islam. Rasulullah tetap membuat strategi perang untuk menghadapi kekuatan kaum kafir. Beliau selalu mengutamakan musyawarah untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Hal ini dilakukan agar setiap komponen pasukan perang bisa menerima dengan ikhlas setiap hasil perang, menang ataupun kalah.

Kecerdikan serta kecermatan beliau dalam melangkah, dalam memilih jalan ini patut kita contoh, untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahwa setiap marhalah itu ada tantangannya sendiri-sendiri. Pada akhirnya juga memiliki strategi yang berbeda. Perlu adanya kekompakan dalam setiap komponen dakwah, kecermatan fisik dan mental dalam menghadapi setiap tantangan. Hal ini dilakukan agar diperoleh hasil yang optimal.



Allahu Akbar !!!

Kau tahu kawan? baru kali ini aku merasakan keresahan hidup

Di usiaku yang baru saja berkepala 2 ini, aku merasakan kesusahan yang sedemikian rupa

Biasanya, orang mengalami kesusahan setidaknya merasakan tantangan di dalamnya, ada setitik nilai keahagiaan yang siap berkembang menjadi cahaya terang di masa kemudian. Tetapi aku tidak. Yang aku rasakan seperti gelap keseluruhan. Kejenuhan memuncak seiring berjuta halang rintang yang ada saja aku hadapi. Berbagai cara aku coba menghindarinya, memusnahkannya. Bermain, bergaul, berbicara. Tapi aku seperti merak yang kehilangan indahnya warna buluku sendiri. Aku seperti manusia yang tak berjiwa. Aku seperti seorang remaja yang buta arah hidup. Aku seperti pemuda yang kehilangan jati diri. Lenyap begitu saja!

Secara tiba2 cahayaku pergi menjauh.Seperti seorang pencuri membawanya pergi. Aku semakin terjebak ke dalam kebingungan. Aku kehilangan arah tujuan hidup ini. Sempat aku bertanya2, tapi aku tidak menemukan kembali cahayaku itu.

Roda hidup ini seperti berlalu begitu saja. Tak kurasakan dinamika kehidupan. Ke ujung lautan aku pandang, sepetak daratan aku jejak, yang kutemukan hanya pertanyaan. Dimana aku sekarang? Aku seperti…. ingin …… berhenti dari kehidupan ini ….. tapi aku belum mau mati. Aku masih takut kehidupan setelah mati.

Sekali lagi aku bertanya, apa yang harus aku lakukan? Sering Engkau mengujiku dengan berbagai cobaan yang aku tak tahu apa maksudnya. Mungkin memang, jawaban tak selalu kutemukan tepat setelahnya, mungkin besok, mungkin sehari kemudian, mungkin setahun lagi, atau mungkin setelah aku mati.

Sambil bergontai aku berjalan, beberapa orang aku temui, beberapa petunjuk aku cari. Kepada siapa lagi aku harus mencari? Teman? Aku tak punya teman! Orang tua? Beribu tuntutan justru aku dapatkan dari mereka. Murabbi? Ah, itu2 saja jawabannya.

Yang aku punya tinggal kecenderungan hati. Yang aku lihat hampir semuanya fana, dusta belaka. Yang kupandang nyata hanya satu, walaupun sering aku berpaling menutup mataku darinya yaitu, aku mati. Sebelum itu, aku ada janji. Ada hutang seberat dunia yang musti ditepati. Aku masih belum tahu darimana aku harus memulai. Aku hanya tertuju pada janji itu. Niat sederhana yang semoga aku ada kesempatan mewujudkannya.

Aku masih ada keyakinan kepada Tuhanku. Aku masih punya cita-cita, menciptakan masyarakat madani dibawah bendera syariat Islam !!!

Sekiranya ada yang membaca, aku mohonkan kerahasiaan.

Telah Hilang !

Flashdisk Kingstone 4 GB warna hitam tanpa tali

Apabila ada yang menemukannya, dengan penuh harap segera sms ke 085643349935 thx J

Telah Hilang !

Flashdisk Kingstone 4 GB warna hitam tanpa tali

Apabila ada yang menemukannya, dengan penuh harap segera sms ke 085643349935 thx J

Senin, 18 Agustus 2008

13 Hal Yang Disukai Pria Dari Wanita

Cinta adalah fitrah manusia. Cinta juga salah satu bentuk kesempurnaan penciptaan yang Allah berikan kepada manusia. Allah menghiasi hati manusia dengan perasaan cinta pada banyak hal. Salah satunya cinta seorang lelaki kepada seorang wanita, demikian juga sebaliknya.

Rasa cinta bisa menjadi anugerah jika luapkan sesuai dengan bingkai nilai-nilai ilahiyah. Namun, perasaan cinta dapat membawa manusia ke jurang kenistaan bila diumbar demi kesenangan semata dan dikendalikan nafsu liar.

Islam sebagai syariat yang sempurna, memberi koridor bagi penyaluran fitrah ini. Apalagi cinta yang kuat adalah salah satu energi yang bisa melanggengkan hubungan seorang pria dan wanita dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. Karena itu, seorang pria shalih tidak asal dapat dalam memilih wanita untuk dijadikan pendamping hidupnya.

Ada banyak faktor yang bisa menjadi sebab munculnya rasa cinta seorang pria kepada wanita untuk diperistri. Setidak-tidaknya seperti di bawah ini.

1. Karena akidahnya yang Shahih

Keluarga adalah salah satu benteng akidah. Sebagai benteng akidah, keluarga harus benar-benar kokoh dan tidak bisa ditembus. Jika rapuh, maka rusaklah segala-galanya dan seluruh anggota keluarga tidak mungkin selamat dunia-akhirat. Dan faktor penting yang bisa membantu seorang lelaki menjaga kekokohan benteng rumah tangganya adalah istri shalihah yang berakidah shahih serta paham betul akan peran dan fungsinya sebagai madrasah bagi calon pemimpin umat generasi mendatang.

Allah menekankah hal ini dalam firmanNya, “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.” (Al-Baqarah: 221)

2. Karena paham agama dan mengamalkannya

Ada banyak hal yang membuat seorang lelaki mencintai wanita. Ada yang karena kemolekannya semata. Ada juga karena status sosialnya. Tidak sedikit lelaki menikahi wanita karena wanita itu kaya. Tapi, kata Rasulullah yang beruntung adalah lelaki yang mendapatkan wanita yang faqih dalam urusan agamanya. Itulah wanita dambaan yang lelaki shalih.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Wanita dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka, ambillah wanita yang memiliki agama (wanita shalihah), kamu akan beruntung.” (Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw. juga menegaskan, “Dunia adalah perhiasan, dan perhiasan dunia yang paling baik adalah wanita yang shalihah.” (Muslim, Ibnu Majah, dan Nasa’i).

Jadi, hanya lelaki yang tidak berakal yang tidak mencintai wanita shalihah.

3. Dari keturunan yang baik

Rasulullah saw. mewanti-wanti kaum lelaki yang shalih untuk tidak asal menikahi wanita. “Jauhilah rumput hijau sampah!” Mereka bertanya, “Apakah rumput hijau sampah itu, ya Rasulullah?” Nabi menjawab, “Wanita yang baik tetapi tinggal di tempat yang buruk.” (Daruquthni, Askari, dan Ibnu ‘Adi)

Karena itu Rasulullah saw. memberi tuntunan kepada kaum lelaki yang beriman untuk selektif dalam mencari istri. Bukan saja harus mencari wanita yang tinggal di tempat yang baik, tapi juga yang punya paman dan saudara-saudara yang baik kualitasnya. “Pilihlah yang terbaik untuk nutfah-nutfah kalian, dan nikahilah orang-orang yang sepadan (wanita-wanita) dan nikahilah (wanita-wanitamu) kepada mereka (laki-laki yang sepadan),” kata Rasulullah. (Ibnu Majah, Daruquthni, Hakim, dan Baihaqi).

“Carilah tempat-tempat yang cukup baik untuk benih kamu, karena seorang lelaki itu mungkin menyerupai paman-pamannya,” begitu perintah Rasulullah saw. lagi. “Nikahilah di dalam “kamar” yang shalih, karena perangai orang tua (keturunan) itu menurun kepada anak.” (Ibnu ‘Adi)

Karena itu, Utsman bin Abi Al-’Ash Ats-Tsaqafi menasihati anak-anaknya agar memilih benih yang baik dan menghindari keturunan yang jelek. “Wahai anakku, orang menikah itu laksana orang menanam. Karena itu hendaklah seseorang melihat dulu tempat penanamannya. Keturunan yang jelek itu jarang sekali melahirkan (anak), maka pilihlah yang baik meskipun agak lama.”

4. Masih gadis

Siapapun tahu, gadis yang belum pernah dinikahi masih punya sifat-sifat alami seorang wanita. Penuh rasa malu, manis dalam berbahasa dan bertutur, manja, takut berbuat khianat, dan tidak pernah ada ikatan perasaan dalam hatinya. Cinta dari seorang gadis lebih murni karena tidak pernah dibagi dengan orang lain, kecuali suaminya.

Karena itu, Rasulullah saw. menganjurkan menikah dengan gadis. “Hendaklah kalian menikah dengan gadis, karena mereka lebih manis tutur katanya, lebih mudah mempunyai keturunan, lebih sedikit kamarnya dan lebih mudah menerima yang sedikit,” begitu sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi.

Tentang hal ini A’isyah pernah menanyakan langsung ke Rasulullah saw. “Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika engkau turun di sebuah lembah lalu pada lembah itu ada pohon yang belum pernah digembalai, dan ada pula pohon yang sudah pernah digembalai; di manakah engkau akan menggembalakan untamu?” Nabi menjawab, “Pada yang belum pernah digembalai.” Lalu A’isyah berkata, “Itulah aku.”

Menikahi gadis perawan akan melahirkan cinta yang kuat dan mengukuhkan pertahanan dan kesucian. Namun, dalam kondisi tertentu menikahi janda kadang lebih baik daripada menikahi seorang gadis. Ini terjadi pada kasus seorang sahabat bernama Jabir.

Rasulullah saw. sepulang dari Perang Dzat al-Riqa bertanya Jabir, “Ya Jabir, apakah engkau sudah menikah?” Jabir menjawab, “Sudah, ya Rasulullah.” Beliau bertanya, “Janda atau perawan?” Jabir menjawab, “Janda.” Beliau bersabda, “Kenapa tidak gadis yang engkau dapat saling mesra bersamanya?” Jabir menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya ayahku telah gugur di medan Uhud dan meninggalkan tujuh anak perempuan. Karena itu aku menikahi wanita yang dapat mengurus mereka.” Nabi bersabda, “Engkau benar, insya Allah.”

5. Sehat jasmani dan penyayang

Sahabat Ma’qal bin Yasar berkata, “Seorang lelaki datang menghadap Nabi saw. seraya berkata, “Sesungguhnya aku mendapati seorang wanita yang baik dan cantik, namun ia tidak bisa melahirkan. Apa sebaiknya aku menikahinya?” Beliau menjawab, “Jangan.” Selanjutnya ia pun menghadap Nabi saw. untuk kedua kalinya, dan ternyata Nabi saw. tetap mencegahnya. Kemudian ia pun datang untuk ketiga kalinya, lalu Nabi saw. bersabda, “Nikahilah wanita yang banyak anak, karena sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat lain.” (Abu Dawud dan Nasa’i).

Karena itu, Rasulullah menegaskan, “Nikahilah wanita-wanita yang subur dan penyayang. Karena sesungguhnya aku bangga dengan banyaknya kalian dari umat lain.” (Abu Daud dan An-Nasa’i)

6. Berakhlak mulia

Abu Hasan Al-Mawardi dalam Kitab Nasihat Al-Muluk mengutip perkataan Umar bin Khattab tentang memilih istri baik merupakan hak anak atas ayahnya, “Hak seorang anak yang pertama-tama adalah mendapatkan seorang ibu yang sesuai dengan pilihannya, memilih wanita yang akan melahirkannya. Yaitu seorang wanita yang mempunyai kecantikan, mulia, beragama, menjaga kesuciannya, pandai mengatur urusan rumah tangga, berakhlak mulia, mempunyai mentalitas yang baik dan sempurna serta mematuhi suaminya dalam segala keadaan.”

7. Lemah-lembut

Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari A’isyah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Wahai A’isyah, bersikap lemah lembutlah, karena sesungguhnya Allah itu jika menghendaki kebaikan kepada sebuah keluarga, maka Allah menunjukkan mereka kepada sifat lembah lembut ini.” Dalam riwayat lain disebutkan, “Jika Allah menghendaki suatu kebaikan pada sebuah keluarga, maka Allah memasukkan sifat lemah lembut ke dalam diri mereka.”

8. Menyejukkan pandangan

Rasulullah saw. bersabda, “Tidakkah mau aku kabarkan kepada kalian tentang sesuatu yang paling baik dari seorang wanita? (Yaitu) wanita shalihah adalah wanita yang jika dilihat oleh suaminya menyenangkan, jika diperintah ia mentaatinya, dan jika suaminya meninggalkannya ia menjaga diri dan harta suaminya.” (Abu daud dan An-Nasa’i)

“Sesungguhnya sebaik-baik wanitamu adalah yang beranak, besar cintanya, pemegang rahasia, berjiwa tegar terhadap keluarganya, patuh terhadap suaminya, pesolek bagi suaminya, menjaga diri terhadap lelaki lain, taat kepada ucapan dan perintah suaminya dan bila berdua dengan suami dia pasrahkan dirinya kepada kehendak suaminya serta tidak berlaku seolah seperti lelaki terhadap suaminya,” begitu kata Rasulullah saw. lagi.

Maka tak heran jika Asma’ binti Kharijah mewasiatkan beberapa hal kepada putrinya yang hendak menikah. “Engkau akan keluar dari kehidupan yang di dalamnya tidak terdapat keturunan. Engkau akan pergi ke tempat tidur, di mana kami tidak mengenalinya dan teman yang belum tentu menyayangimu. Jadilah kamu seperti bumi bagi suamimu, maka ia laksana langit. Jadilah kamu seperti tanah yang datar baginya, maka ia akan menjadi penyangga bagimu. Jadilah kamu di hadapannya seperti budah perempuan, maka ia akan menjadi seorang hamba bagimu. Janganlah kamu menutupi diri darinya, akibatnya ia bisa melemparmu. Jangan pula kamu menjauhinya yang bisa mengakibatkan ia melupakanmu. Jika ia mendekat kepadamu, maka kamu harus lebih mengakrabinya. Jika ia menjauh, maka hendaklah kamu menjauh darinya. Janganlah kami menilainya kecuali dalam hal-hal yang baik saja. Dan janganlah kamu mendengarkannya kecuali kamu menyimak dengan baik dan jangan kamu melihatnya kecuali dengan pandangan yang menyejukan.”

9. Realistis dalam menuntut hak dan melaksanakan kewajiban

Salah satu sifat terpuji seorang wanita yang patut dicintai seorang lelaki shalih adalah qana’ah. Bukan saja qana’ah atas segala ketentuan yang Allah tetapkan dalam Al-Qur’an, tetapi juga qana’ah dalam menerima pemberian suami. “Sebaik-baik istri adalah apabila diberi, dia bersyukur; dan bila tak diberi, dia bersabar. Engkau senang bisa memandangnya dan dia taat bila engkau menyuruhnya.” Karena itu tak heran jika acapkali melepas suaminya di depan pintu untuk pergi mencari rezeki, mereka berkata, “Jangan engkau mencari nafkah dari barang yang haram, karena kami masih sanggup menahan lapar, tapi kami tidak sanggup menahan panasnya api jahanam.”

Kata Rasulullah, “Istri yang paling berkah adalah yang paling sedikit biayanya.” (Ahmad, Al-Hakim, dan Baihaqi dari A’isyah r.a.)

Tapi, “Para wanita mempunyai hak sebagaimana mereka mempunyai kewajiban menurut kepantasan dan kewajaran,” begitu firman Allah swt. di surah Al-Baqarah ayat 228. Pelayanan yang diberikan seorang istri sebanding dengan jaminan dan nafkah yang diberikan suaminya. Ini perintah Allah kepada para suami, “Berilah tempat tinggal bagi perempuan-perempuan seperti yang kau tempati. Jangan kamu sakiti mereka dengan maksud menekan.” (At-Thalaq: 6)

10. Menolong suami dan mendorong keluarga untuk bertakwa

Istri yang shalihah adalah harta simpanan yang sesungguhnya yang bisa kita jadikan tabungan di dunia dan akhirat. Iman Tirmidzi meriwayatkan bahwa sahabat Tsauban mengatakan, “Ketika turun ayat ‘walladzina yaknizuna… (orang yang menyimpan emas dan perak serta tidak menafkahkannya di jalan Allah), kami sedang bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan. Lalu, sebagian dari sahabat berkata, “Ayat ini turun mengenai emas dan perak. Andaikan kami tahu ada harta yang lebih baik, tentu akan kami ambil”. Rasulullah saw. kemudian bersabda, “Yang lebih utama lagi adalah lidah yang berdzikir, hati yang bersyukur, dan istri shalihah yang akan membantu seorang mukmin untuk memelihara keimanannya.”

11. Mengerti kelebihan dan kekurangan suaminya

Nailah binti Al-Fafishah Al-Kalbiyah adalah seorang gadis muda yang dinikahkan keluarganya dengan Utsman bin Affan yang berusia sekitar 80 tahun. Ketika itu Utsman bertanya, “Apakah kamu senang dengan ketuaanku ini?” “Saya adalah wanita yang menyukai lelaki dengan ketuaannya,” jawab Nailah. “Tapi ketuaanku ini terlalu renta.” Nailah menjawab, “Engkau telah habiskan masa mudamu bersama Rasulullah saw. dan itu lebih aku sukai dari segala-galanya.”

12. Pandai bersyukur kepada suami

Rasulullah saw. bersabda, “Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada suaminya, sedang ia sangat membutuhkannya.” (An-Nasa’i).

13. Cerdas dan bijak dalam menyampaikan pendapat

Siapa yang tidak suka dengan wanita bijak seperti Ummu Salamah? Setelah Perjanjian Hudhaibiyah ditandatangani, Rasulullah saw. memerintahkan para sahabat untuk bertahallul, menyembelih kambing, dan bercukur, lalu menyiapkan onta untuk kembali pulang ke Madinah. Tetapi, para sabahat tidak merespon perintah itu karena kecewa dengan isi perjanjian yang sepertinya merugikan pihak kaum muslimin.

Rasulullah saw. menemui Ummu Salamah dan berkata, “Orang Islam telah rusak, wahai Ummu Salamah. Aku memerintahkan mereka, tetapi mereka tidak mau mengikuti.”

Dengan kecerdasan dalam menganalisis kejadian, Ummu Salamah mengungkapkan pendapatnya dengan fasih dan bijak, “Ya Rasulullah, di hadapan mereka Rasul merupakan contoh dan teladan yang baik. Keluarlah Rasul, temui mereka, sembelihlah kambing, dan bercukurlah. Aku tidak ragu bahwa mereka akan mengikuti Rasul dan meniru apa yang Rasul kerjakan.”

Subhanallah, Ummu Salamah benar. Rasulullah keluar, bercukur, menyembelih kambing, dan melepas baju ihram. Para sahabat meniru apa yang Rasulullah kerjakan. Inilah berkah dari wanita cerdas lagi bijak dalam menyampaikan pendapat. Wanita seperti inilah yang patut mendapat cinta dari seorang lelaki yang shalih.

Semoga Allah memberikan kemudahan untukku dan saudari2 ku yang lain untuk bisa menjadi seorang istri yang sholiha, aamiin Allohuma aamiin

Senin, 31 Maret 2008

yang ini juga tugas akhir tahun...

(MASIH) TENTANG NEGARAKU

Zamrud katulistiwa kalau bukan Indonesia

Bentara indah dari pulau

Kekayaan hayati dan nurani

Membentang luas di tanah raya

Tapi tidak kini

Hal itu cuma mimpi

Krisis multi dimensi

Bencana, bencana, bencana

Pejabat gila

Tidak bekerja minta tambah

Entah nanti jika bekerja

Gaji DPR naik

Gaji petani turun

Gaji nelayan turun

Apalgi gaji pengemis

Kecuali memang tak punya gaji

Sekarang alam yang tidak terima

Oleh perlakuan negaranya

Banjir, tanah longsor, gempa bumi ditambah tsunami semua

Pesawat jatuh, kapal tenggelam, kereta terguling karena cuaca

Bikin pusing si pemimpin negara

Apalagi anak si jelata

Yang masih menggaruk-garuk tanah

Mencari harta

salah satu puisi tugas SMA akhir tahunku dulu...

BATU UNTUK DILEMPAR

Ada suara seperti gempa datang

Tapi itu bukan gempa

Itu Tank Merkava

Ada lagi pesawat mengudara

Kali ini F-16I punya mereka

Langkah serdadu itu membahana

Dengan senjata dirangkul di bahu

Kalau bukan pemberian si Amerika

Padahal matahari masih jam 5 pagi

Sedang ini kami

Tak punya artileri

Hanya punya batu yang untuk dilemparkan

Kemudian batu itu kembali menjadi tanah

Tanah itu kembali menjadi batu kemudian

Lihatlah

Semangat anak kecil untuk melempar batu

Semangat ibu untuk melahirkan pejuang perang

Semangat si Ahmad mengencangkan sorban

Lihatlah si Amin memanggul roket rakitan

Kini Hamas yang menang

Giliran Amerika jadi pengucil

Mengembargo Palestina dan kawannya

Sampai pegawainya tak bisa diberi uang hidup

Baru dunia bisa bilang

Oh, nyalinya si Amerika ternyata ciut, kecut

Selasa, 20 November 2007

BuAT bLoG koQ CuBa-cUbA !!!

YAH , memang, sekarang ini jamannya internet

Langsung !! orang gak tau internet, ketinggalan jaman dah dia !!!

mungkin gak semua orang mikir gitu...

mungkin juga hanya orang2 yang sering ngeNet aja yang mikir gitu (agree?)

tetapi gimanapun juga kita ini (ngrasa) ada di pihak yang benar

soalnya, di jaman edan ini (kata orang), segala sesuatunya harus maju, nah kalo mau maju kudu berusaha, usaha apa? terserah, yang penting bisa bikin maju

biasanya, kemajuan seseorang diidentikkan dengan informasi dan wawasan yang dia punya

ditambah komunikasi yang dia bisa

termasuk Blog2an ini...


aku sendiri sih masih coba-coba, dengan bantuan surat kabar dan surat kuasa (loh?), kupencet-pencet tombol keyboard dengan urutan b-l-o-g-g-e-r-.-c-o-m , yang aku denger-denger bisa nambah niai IP kita (gak salah?), paling gak, nambah pengalaman...

hasilnya? Cip !!!

lumayan...

dan semoga dari kata lumayan ini, bisa terus berkembang menjadi excelent !!! AmiEn...

nah, semoga juga, posting pertamaku ini juga bisa menjadi awal yang baik bagi seluruh umat (apanya? gak penting!!)

Ok, buat semua yang mbaca postingku ini, kayaknya kalian adalah tipe2 pemberontak deh, soalnya judul blogku ini kan "GaK uSaH diBuKa"?

whoever you are, I love you !!!


Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Energy Industry. Powered by Blogger